Dialog dengan Inner Child: Memaknai Mimpi dan Cita-Cita
Hari Anak Nasional adalah sebuah perayaan. Momen berharga ini dapat kita gunakan untuk memperteguh resolusi kita untuk menjaga, menghargai, dan mendukung perkembangan anak-anak di Indonesia. Hal itu termasuk menjaga anak kecil di dalam diri kita, atau biasa kita sebut inner child. Inner child adalah bagian dalam diri kita yang masih membawa kepolosan, imajinasi, dan impian murni kita dari masa kecil. Kadang-kadang, kita mungkin akan menemukan sebuah sebab akibat dari perilaku atau emosi tertentu yang berhubungan dengan kenangan masa kecil. Inner child adalah versi dari diri kita yang dapat diajak berdialog, didukung, dan dibimbing agar kita bisa merasakan kasih sayang terhadap diri sendiri saat ini dan di masa kecil. Dalam kesempatan ini, mari kita renungkan tentang kita semasa kecil. Apa mimpi kita dahulu? Sudahkah cita-cita kita terwujud?
Tentang Mimpi dan Cita-Cita di Masa Kecil
Salah satu cara untuk terkoneksi dengan inner child dalam diri kita adalah dengan mengingat kembali kenangan masa kecil kita, termasuk apa yang dahulu kita ingin raih. Ketika berdialog dengan inner child, penting bagi kita untuk membedakan mimpi dengan cita-cita. Mimpi adalah gambaran secara spontan dalam pikiran kita ketika tengah memproyeksikan apa yang kita inginkan. Mimpi sering kali merupakan hasil dari imajinasi yang tidak terbatas tetapi tanpa perencanaan yang jelas. Contoh dari mimpi yaitu menjadi seorang astronot atau memiliki kekuatan super seperti pahlawan dalam cerita.
Lain halnya dengan cita-cita, yaitu tujuan yang kita tentukan secara sadar dan memiliki perencanaan jelas. Secara aktif, kita akan terus berusaha mencapai cita-cita karena biasanya cita-cita lebih berkaitan erat dengan ambisi dalam hidup yang didasari oleh kemampuan, minat, dan nilai-nilai pribadi. Cita-cita juga merupakan komitmen kuat diiringi serangkaian aksi nyata untuk mencapainya. Contohnya menjadi ilmuwan, membangun perusahaan sendiri, atau menjadi seniman.
Dengan mengidentifikasi mimpi dan cita-cita, kita bisa lebih mudah memahami keinginan dalam diri dan mewujudkannya di kemudian hari.
Mengapa Kita Harus Berdialog dengan Inner Child?
Penting bagi kita untuk belajar mengenai kepolosan dan semangat sebagai anak kecil untuk mempertahankan imajinasi dan memelihara mimpi serta cita-cita. Walau sudah sedewasa apapun, tetap terkoneksi dengan inner child juga merupakan upaya kita untuk memberdayakan anak-anak dan membantu generasi masa depan untuk menggapai impian mereka dengan cita-cita yang jelas.
Selamat Hari Anak Nasional, SahabatKK!
Ikuti terus Yayasan Khouw Kalbe untuk membaca artikel lainnya mengenai pengembangan diri dan pendidikan.