Kilas Balik NGOCEH #14: Rahasia Gizi Perempuan Cerdas & Sehat


Di episode NGOCEH 14 kali ini bertajuk ‘Rahasia Gizi Perempuan Cerdas & Sehat’ yang dipandu oleh Kartika Indah Dwi Hastuti, Engagement Program Intern Yayasan Khouw Kalbe dimana Bu Fasty Arum Utami selaku narasumber juga membagikan banyak pengetahuan tentang gizi perempuan serta kondisi gizi di Indonesia.

Bu Fasty adalah seorang dosen Gizi Kesehatan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Expert Board di platform konsultasi ahli gizi di gizigo.id, dan sedang menempuh S3 di Taipei Medical University, Taiwan. Wah keren banget gak sih SahabatKK?


Bu Fasty mengawali dengan menceritakan tentang kondisi kesehatan perempuan di Indonesia yang perlu diperhatikan lebih baik lagi karena sangat mempengaruhi kondisi kesehatan anak. Sangat banyak kasus stunting terjadi di Indonesia, yaitu kondisi kekurangan zat gizi pada anak. Salah satu penyebab stunting adalah gizi ibu yang pernah mengalami status kurang baik di salah satu fase kehidupannya. Perempuan sering kali mengalami KEK, yaitu Kurang Energi Kronik yang disebabkan oleh kebiasaan diet tidak tepat. Maka dari itu, perempuan harus menjaga kesehatannya sedari dini. Hmm, bagaimana ya cara-caranya?


Di setiap fase kehidupan, pola makan dan hidup sehat penting dijalani setiap manusia. Sejak mengalami menstruasi, perempuan sudah masuk dalam usia subur. Manfaatkan fase ini untuk memastikan kebutuhan gizi terpenuhi; makronutrisi yaitu nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah besar seperti karbohidrat, protein (contohnya tahu, tempe, sari kedelai, telur, daging), dan lemak, serta mikronutrisi, nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil yaitu vitamin & mineral dari sayur dan buah yang berfungsi sebagai antioksidan dan membantu proses metabolisme tubuh.

Selain itu, pastikan juga kamu tetap terhidrasi dengan air putih, bukan minuman lain ya SahabatKK… karena peran air penting untuk tubuh kita. Menurut Bu Fasty, gizi luar (dari skincare dan teman-temannya) harus dibarengi dengan gizi dalam dari apa yang kita konsumsi.


Kembali lagi ke pola makan, kamu bisa menerapkan metode Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan RI, yang menganjurkan bahwa porsi makan kamu sebaiknya mengandung ⅓ karbohidrat, ⅓ sayuran, dan ⅓ protein. Ditambah dengan konsumsi buah-buahan juga ya SahabatKK! Hati-hati jangan sampai melakukan diet instan sembarangan atau mengonsumsi obat diet, lebih baik konsultasi dengan tenaga kesehatan atau ahli gizi untuk mendapatkan arahan yang aman.


Bukan hanya tips pola hidup bergizi, Bu Fasty juga bercerita sedikit tentang kondisi gizi di Indonesia dan Taiwan, tempat ia sedang menimba ilmu sekarang. 


Sudah banyak project pemerintahan yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan stunting. Salah satunya adalah program di Nusa Tenggara Timur, daerah dengan tingkat prevalensi stunting tinggi yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI bekerja sama dengan ahli gizi di puskesmas dan posyandu setempat dalam memantau tumbuh kembang anak. Tetapi, ada beberapa tantangan yang dihadapi, diantaranya tidak adanya regenerasi kader, kurangnya tenaga kesehatan secara kualitas dan kuantitas, kurangnya pengetahuan gizi di masyarakat, serta faktor kurangnya infrastruktur dan ekonomi.Project tersebut juga didampingi mahasiswa jurusan Teknik untuk membantu mencari sumber air dan Fakultas Ilmu Budaya untuk melakukan pendekatan antropologi budaya ke masyarakat sebagai bentuk penyesuaian.


Nah kalau secara umum, regulasi kebutuhan gizi sudah diatur WHO (World Health Organization) yang disesuaikan lagi dengan kondisi perempuan setiap negara. Ada perbedaan signifikan dari kondisi gizi antara Taiwan dan Indonesia yang Bu Fasty sadari. 


Di Taiwan, tidak ada pemberian suplemen zat besi, asam folat, dkk, karena pola makan dan kondisi gizi sudah tercukupi. Sedangkan di Indonesia, lebih banyak kasus gizi buruk yang menyebabkan adanya kebijakan pembagian tablet tambah darah gratis untuk mencegah risiko stunting pada anak, apalagi untuk ibu hamil yang memerlukan gizi 2 kali lipat. Untuk cek kesehatan, di Taiwan ada jadwal rutin untuk konsultasi dietisien. Akan tetapi di Indonesia cek kesehatan tidak dilakukan secara rutin karena harus dilakukan secara mandiri, baik lewat puskesmas, rumah sakit, maupun platform kesehatan online.


Salah satu platform online tentang kesehatan gizi yang bisa dikunjungi adalah gizigo.id yang diinisiasi Bu Fasty bersama suaminya. Ide ini muncul dari keresahan dan pengalaman pribadi Bu Fasty saat hamil. Sebagai alumni jurusan Gizi, Bu Fasty sudah mengetahui tentang ASI eksklusif, MPASI (Makanan Pendamping ASI), dan hal lainnya namun kesulitan saat menerapkan ilmunya. Banyak juga teman Bu Fasty yang juga mengalami hal yang sama. Akhirnya ia membuat artikel dan situs ini bersama suaminya, bertopik pemenuhan zat gizi keluarga. Semakin lama, platform ini semakin berkembang jadi membahas gizi secara umum, kolaborasi, konsultasi gizi, catering diet gizi, dan bisnis makanan (formulasi, penilaian nilai gizi, sertifikasi). 


Salah satu gerakan dari gizigo.id adalah #LokalBergizi untuk memanfaatkan makanan lokal untuk pemenuhan gizi, karena tiap daerah punya makanan dan teknik pengolahan khasnya yang bisa dipakai untuk pemenuhan gizi lho SahabatKK. SahabatKK yang ingin tahu lebih lanjut tentang sumber pangan apa saja di sekitar kamu dan teknik pengolahannya, kamu bisa cek situs http://www.panganku.org/ dan Kementerian Kesehatan RI. 


Terakhir, Bu Fasty punya pesan spesial nih untuk kita semua, yuk cari informasi kesehatan yang kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan! Buat SahabatKK yang masih ingin menyimak lebih banyak soal obrolan Kartika dan Bu Fasty, tonton yuk rekaman NGOCEH 14 di channel Youtube ‘Yayasan Khouw Kalbe’: