Sejarah Singkat Hari Buruh dan Signifikansinya Bagi Pekerja Perempuan


Sumber gambar: Canva


Tanggal 1 Mei selalu diperingati sebagai Hari Buruh Internasional setiap tahunnya. Biasanya, pelajar mengidentikkan peringatan ini dengan demo atau libur kuliah. Eits, bukan cuma libur semata, yuk cari tahu lebih banyak tentang peringatan ini dan kenapa kita sebagai pelajar harus peduli dengan isu ketenagakerjaan! 

Tragedi Haymarket yang terjadi di Chicago, Amerika Serikat, merupakan cikal bakal dari peringatan Hari Buruh Internasional. Negara bagian tersebut sudah menjadi pusat industri yang besar pada abad ke-19 namun kondisi pekerjanya mengkhawatirkan. Para buruh bekerja lebih dari 60 jam per minggu di tengah lingkungan kerja yang tidak aman dan mendapat upah yang kurang layak.

Maka dari itu, mereka memperjuangkan untuk bekerja 8 jam sehari. Pada tahun 1884 dalam konvensi nasional di Chicago, Federasi Serikat Buruh dan Perdagangan Terorganisir mengumumkan bahwa 1 hari kerja tidak bisa melebihi 8 jam mulai dari 1 Mei 1886 dan pada tanggal tersebut akan terjadi demonstrasi dan aksi mogok kerja.

Aksi mogok itu berlangsung berhari-hari dan pada tanggal 4 Mei 1886, ada bentrokan antara polisi dan para buruh yang mogok kerja dalam demonstrasi tersebut. Seseorang (yang belum diketahui sampai hari ini) meledakkan bom dekat polisi, sehingga membuat mereka melakukan penembakan sembarangan. Maka itu, muncul anggapan bahwa Hari Buruh tidak dirayakan di Amerika Serikat pada tanggal ini untuk menghormati kejadian ini.

Di Indonesia, Serikat Buruh Kun Tang Hwee memulai peringatan ini di 1 Mei 1918. Namun penetapannya sebagai hari libur nasional baru dilakukan Juli 2013 dalam Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2013 tentang Penetapan Tanggal 1 Mei sebagai Hari Libur. 

Di Indonesia sendiri, istilah buruh lebih sering mengarah ke pekerja kerah biru yang mengandalkan otot untuk bekerja; seperti kuli bangunan atau pekerja pabrik. Tapi sebenarnya, pekerja kerah putih; mereka yang bekerja dengan tenaga otak juga bisa disebut sebagai buruh.

RUU Cipta Kerja yang ramai ditolak bisa merugikan pekerja kerah putih juga lho SahabatKK! Sebagian besar dari kita mungkin akan merasakan dunia kerja beberapa tahun kemudian, maka dari itu yuk mulai melek dari sekarang tentang isu-isu di dalamnya supaya bisa menggunakan suara kita untuk kebaikan bersama, termasuk yang dihadapi para pekerja perempuan.

Beberapa di antaranya sebagai berikut:

Banyak orang yang menyepelekan menstruasi dan dampaknya bagi kondisi kesehatan. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau melemahnya stamina dianggap masih bisa ditahan, tak jarang perempuan juga dianggap berbohong apabila mereka mengungkapkan bahwa mereka sedang datang bulan.

Lagi-lagi, kesehatan reproduksi perempuan dianggap sepele. Setelah melahirkan, perempuan juga butuh waktu untuk mengurus bayi dan waktu pemulihan yang tidak singkat. Namun, banyak pekerja yang tidak setuju dengan kebijakan ini karena membuat perusahaan kehilangan tenaga kerja untuk sementara waktu sehingga alih-alih mencari tenaga kerja tambahan, beban pekerjaannya malah dilimpahkan ke pekerja lain.

Masih banyak orang yang menganggap kemampuan perempuan tidak sebanding laki-laki. Perempuan dianggap lebih emosional sehingga keputusan dan idenya sering diremehkan, dan dianggap tubuh fisiknya tidak sekuat laki-laki. Belum lagi adanya anggapan bahwa perempuan hanya boleh mengurus ranah domestik saja.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2022, rata-rata upah buruh laki-laki (3.33 juta rupiah) 22,09% lebih tinggi dibandingkan buruh perempuan di angka 2.59 juta rupiah (Putri, 2023). Padahal, bisa saja beban kerja yang dilakukan buruh perempuan setara atau lebih berat dari buruh laki-laki.

Terkadang, perusahaan maupun oknum di dalamnya berbuat semena-mena terhadap perempuan dengan memanfaatkan rasa takut dipecat. Termasuk melakukan kekerasan dan pelecehan dalam dunia kerja.

Maka dari itu SahabatKK, semoga kita sebagai generasi muda dapat membawa perubahan dalam memperjuangkan hak-hak khususnya bagi perempuan. Selamat Hari Buruh sedunia!


Sumber:

Hayat, W.N. (2023). May Day di RI Jadi Hari Libur Nasional, Begini Sejarahnya. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230501093607-4-433394/may-day-di-ri-jadi-hari-libur-nasional-begini-sejarahnya 


Pangestuti, Y.K.R & Ningsih, W.L. (2024). Sejarah Hari Buruh International. KOMPAS.com. https://www.kompas.com/stori/read/2024/03/09/190000979/sejarah-hari-buruh-internasional?page=all 


Putri, A.M.H. (2023). Kabar Sedih Hari Buruh, Upah Pekerja Wanita vs Pria beda Jauh. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/research/20230501103700-128-433399/kabar-sedih-hari-buruh-upah-pekerja-wanita-vs-pria-beda-jauh 


Solekha, A. (2022). Apa yang Sebenarnya Terjadi Selama Insiden Haymarket?. IDN Times. https://www.idntimes.com/science/discovery/amelia-solekha/apa-yang-sebenarnya-terjadi-selama-insiden-haymarket-c1c2?page=all