Kilas Balik NGOCEH #9: Aktif Ikut Organisasi, Siapa Takut?


“Ngapain ikut organisasi, buang-buang waktu aja. Belajar aja udah capek masa ditambahin kegiatan lain lagi.”

“Gak mau ikut organisasi soalnya kemampuan aku belum bagus, pasti pas daftar gak keterima.”

“Apa sih manfaatnya ikut organisasi? Kalau cuma ketemu temen doang, di kelas juga ketemu.”


Pernah dengar kalimat-kalimat seperti ini dari teman-teman yang enggan berorganisasi? Atau, apakah alasan-alasan untuk tidak ikut organisasi ini pernah terlintas di benak kamu juga? Simpan dulu yuk pikiran-pikiran tersebut, mari simak cerita dari salah satu penerima beasiswa Generasi DJITU Yayasan Khouw Kalbe, Tessa Nathalia Tjoadri asal Kalimantan Barat, tentang dampak positif yang ia rasakan dari aktif berorganisasi.


Awalnya, Tessa adalah anak perempuan yang malu dalam mengungkapkan opininya. Saat memasuki jenjang SMP, para siswa di sekolahnya diwajibkan mengikuti organisasi Pramuka. Rasa kekeluargaan yang didapatkan dari berkegiatan bersama anggota Pramuka lain dan asyiknya mengikuti lomba memunculkan rasa senang berorganisasi. Tessa juga ditunjuk menjadi Pratama (ketua) regu putri di Pramuka. Bukan hanya itu, keaktifan Tessa membawanya menjadi Sekretaris dan dilanjutkan menjadi Ketua OSIS serta anggota Palang Merah Remaja (PMR). Ternyata, ikut organisasi itu seru, tidak seperti yang di orang-orang sekitar Tessa katakan.


Titik balik Tessa terjadi saat kelas 2 SMP, dimana ia bergabung di organisasi Forum Anak. Meskipun baru sampai tingkat kabupaten, rasa percaya diri dan kemampuan public speaking Tessa meningkat berkat kegiatan bedah kasus dan mengeluarkan pendapat.


Setelah itu, Tessa masih aktif berorganisasi di SMA sebagai wakil ketua regu Pramuka dan Sekretaris di MPK (pengawas OSIS). Namun, pandemi COVID-19 yang terjadi di semester 2 kelas 2 SMA mengakibatkan kegiatan organisasi Tessa harus tidak seaktif dulu. Kurangnya interaksi dengan teman-teman melalui kegiatan berorganisasi membuat Tessa kembali menjadi pemalu dan tertutup.


Di perkuliahan yang memiliki lebih banyak organisasi internal, Tessa sempat tidak mau ikut organisasi. Takut kelelahan karena kuliah jurusan Teknologi Laboratorium Medis memiliki banyak tugas praktik. Tapi, dorongan untuk aktif berorganisasi muncul kembali saat ia mengambil langkah kecil menjadi anggota UKM Bahasa Inggris. Aktivitas UKM yang mengasyikkan memicunya untuk berani mengambil kesempatan berbicara di depan umum. Hasilnya, Tessa yang dulu kembali lagi dan ia ditunjuk sebagai Ketua UKM Bahasa Inggris.


Sekarang, Tessa masih menjalankan kegiatan sebagai Ketua UKM Bahasa Inggris di Politeknik Aisyiyah Kalimantan Barat. Selain itu, ia juga bergabung di Himpunan Mahasiswa sebagai Sekretaris, serta pernah ditunjuk sebagai ketua kegiatan bakti sosial untuk mata kuliah Kewarganegaraan di kelasnya. Wah, keren banget! Gimana ya kira-kira cara ngejalaninnya biar nggak kewalahan?


Dengar kisah Tessa selengkapnya dan tips-tips seputar berorganisasi di video YouTube berikut ini: