Cerita SahabatKK: Belajar Resiliensi dari Indah Permata Sari


Halo SahabatKK! Namaku Indah Permata Sari. Aku lahir di Riau tahun 1996 sebagai anak ke-4 dari 5 bersaudara. Lalu karena Mama ikut Nenek pindah ke pulau Jawa, alhasil aku dibesarkan di tempat asal Mama di Brebes, Jawa Timur. Dulu, keluargaku mengalami kesulitan ekonomi sehingga Mama tidak bisa memberikan uang jajan ke anak-anaknya. Untuk mendapatkan uang jajan sekaligus mengisi waktu luang, aku mulai berjualan makanan dari kelas 1 SD. Hasilnya lumayan juga karena aku bisa membeli sepasang sandal ungu yang sedang nge-tren pada waktu itu. Sejak itu, berjualan menjadi hal yang membuatku senang, uang yang aku dapatkan juga bisa aku berikan kepada Nenek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Akan tetapi ketika aku lulus SD di usia 11 tahun, Mama meninggal dunia menyusul Bapak. Kejadian ini membuatku putus sekolah dan harus bekerja di usia yang sangat dini. Aku mengambil tawaran untuk kerja di Jakarta, memberanikan diri untuk merantau ke kota yang belum pernah aku kunjungi. Berkat perlindungan dari Tuhan dan doa Nenek, aku bekerja sebagai pekerja rumah tangga dan dipertemukan dengan atasan yang baik. 

Saat aku berusia 16 tahun, muncul keinginan untuk melanjutkan sekolah. Aku teringat akan pesan Mama untuk belajar dengan pintar supaya bisa lulus SMA, mengingat rata-rata anggota keluargaku harus putus sekolah karena masalah ekonomi. Syukurlah, keinginanku untuk memutus siklus ini didukung oleh atasanku saat aku meminta izin untuk melanjutkan pendidikan Paket B pada tahun 2016 serta Paket C di PKBM Pemimpin Anak Bangsa.

Aku senang bisa aktif berkontribusi untuk Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) di tahun terakhirku sebagai ketua kelas, wakil ketua OSIS, ketua mading, dan content creator untuk media sosial YPAB. Aktif secara non-akademik juga mengasah keterampilanku lebih dalam di bidang desain grafis dan copywriting. Setelah menyelesaikan Paket C, aku memutuskan untuk kuliah. Sejak tahun 2020, aku aktif mencari beasiswa dan sempat mengikuti UTBK. Ketua PKBM-ku menginformasikan bahwa ada beasiswa BIMA dari Yayasan Khouw Kalbe dan meskipun awalnya ragu, aku tetap mencoba mendaftar. Selain itu, aku juga sempat mengikuti UTBK, namun gagal. Dua hari kemudian, aku mengikuti tes wawancara beasiswa BIMA setelah sebelumnya lolos tes esai yang sedikit terkendala, karena aku baru pertama kali menulis esai. Akhirnya aku berhasil melalui tes wawancara (walau sempat grogi) dan menjadi salah satu penerima beasiswa BIMA pada tahun 2021. Kisahku belum selesai di situ, karena ada situasi yang membuatku harus pindah kampus.

Di kampusku sekarang, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, aku mengambil jurusan Akuntansi. Berkuliah di kampusku yang sekarang terasa menyenangkan karena sistem pembelajaran teratur membuat para mahasiswa harus berpikir kritis, kami jadi terdorong untuk selalu mencari tahu tentang hal baru. Sama seperti ketika aku bersekolah di YPAB, dari Indah yang pemalu dan hanya mau berbicara ke orang baru kalau sangat diperlukan, menjadi Indah yang berani berpendapat karena sudah diajari untuk berkomunikasi dengan baik.

Sekarang aku sudah duduk di semester 5, kegiatanku sehari-hari adalah berkuliah sambil bekerja menjadi pekerja rumah rumah tangga. Selain itu, aku juga menjadi relawan untuk YPAB di bagian Dana Keuangan, program bantuan finansial untuk para murid YPAB dari para alumni dan beberapa tutor YPAB.

Mimpiku kedepannya adalah menjadi auditor karena terinspirasi dari salah satu tutor di YPAB. Aku ingin menjadi seorang auditor yang berpendidikan dan bermanfaat bagi masyarakat, terutama sesama perempuan. Dan juga, aku ingin menjadi kakak yang dapat menginspirasi adikku yang sering takut mengambil langkah serta apabila diberikan kesempatan, seorang ibu yang dapat mendidik anak dengan baik.

Aku ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada YPAB yang telah menjadi batu loncatan yang membuka kesempatan-kesempatan baru dan mengembangkan diriku. Terima kasih banyak juga kepada Yayasan Khouw Kalbe karena program beasiswa yang diberikan sangat bermanfaat bagiku yang ingin melanjutkan pendidikan. Untuk para SahabatKK yang mau mewujudkan impian namun tidak didukung oleh keluarga dan keadaan, selalu ingat bahwa Tuhan akan memberikan jalan apabila kita berusaha dan berbuat baik. Tetap bertahan dan jalani hidup dengan penuh keyakinan.