(#16HAKTP) Hari Pembela HAM Sedunia: Siap Terinspirasi 

dari Kisah Tokoh-tokoh Pembela HAM Berikut Ini? 

Sumber gambar: Canva


Halo SahabatKK! Setiap tanggal 9 Desember 2023 diperingati sebagai Hari Pembela HAM Sedunia sejak diperkenalkan pertama kali dalam Deklarasi PBB tentang Pembela HAM dan disetujui oleh Sekretaris Jenderal PBB pada 9 Desember 1998 menurut situs Komnas Perempuan. Di tengah halangan dan ancaman yang diterima, para Pembela HAM tetap gigih berjuang demi menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

Mari rayakan Hari Pembela HAM Sedunia dengan membaca kisah 7 pejuang HAM di artikel ini yang tanpa lelah menegakkan keadilan untuk masyarakat.



Lahir di Pakistan pada tahun 1997, Malala adalah aktivis muda yang dikenal atas keberaniannya melawan kelompok Taliban supaya para anak perempuan di lingkungannya bisa bersekolah. Sejak kecil, Malala sudah dekat dengan dunia pendidikan karena ayahnya adalah seorang guru yang juga menjalankan sekolah khusus anak perempuan di desanya.


Pada tahun 2007, organisasi Taliban menduduki tempat tinggal Malala, Lembah Swat. Mereka melarang para anak perempuan untuk memiliki televisi, bermain musik, dan bersekolah. Hal ini membuat Malala geram dan mulai menulis blog secara anonim untuk British Broadcasting Corporation (BBC) pada awal 2009. Ia menggunakan nama samaran ‘Gul Makai’ untuk menyuarakan keresahannya dan keinginannya untuk bersekolah. Bukan hanya itu, Malala dan ayahnya juga mengkampanyekan akses pendidikan gratis dan berkualitas untuk anak-anak perempuan di Pakistan.


3 tahun kemudian saat pulang sekolah, anggota Taliban memberhentikan bis sekolah yang dinaiki Malala dan bertanya siapa Malala. Setelah mengenali wajahnya, sisi kiri dari kepala Malala ditembak. Untungnya, ia berhasil mendapat pertolongan medis sehingga dapat melanjutkan perjuangannya. Pada tahun 2014, Malala dan ayahnya mendirikan yayasan ‘Malala Fund’ untuk mendukung anak perempuan dalam mencapai cita-citanya.



Kak Anis Hidayah adalah salah satu Komisioner Komnas HAM periode 2022 - 2027 dan pendiri organisasi Migrant Care yang berfokus pada advokasi isu-isu yang dialami oleh buruh migran Indonesia. Sejak masih menjadi mahasiswi, ia juga sudah menunjukkan ketertarikan dalam isu ini dengan mulai menjadi aktivis.


Tempat kelahiran Kak Anis adalah sebuah perkampungan yang ditinggali banyak pekerja migran, Desa Sidorejo di Bojonegoro. Saat menjalani profesi di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Solidaritas Perempuan yang peduli dengan isu buruh migran, ia kembali teringat akan teman-teman masa kecilnya yang sering ditinggal orang tua mereka untuk bekerja di luar negeri sebagai TKI.


Perjalanan Kak Anis dalam advokasi HAM untuk buruh migran tidak mudah karena kerap mendapat ancaman dan halangan. Dedikasinya mendatangkan banyak penghargaan, salah satunya adalah ‘Yap Thiam Hien Award’ di tahun 2014. Penghargaan ini diberikan ke individu atau organisasi yang berjasa besar dalam penegakkan HAM di Indonesia.



Bukan nenek biasa! Demecia Yat adalah perwakilan dari 15 penyintas perbudakan seksual di desa Sepur Zarco, Guatemala, yang memperjuangkan keadilan atas kejadian yang menimpa mereka saat Konflik Bersenjata Internal Guatemala tahun 1982 sampai 1988. Kegigihan para ‘abuela’ (Bahasa Spanyol untuk nenek) Sepur Zarco setelah 34 tahun dan 22 persidangan akhirnya membuahkan hasil.

Pada tahun 2016, Hakim Iris Yassmin Barrios Aguilar selaku Presiden Pengadilan Berisiko Tinggi Guatemala mengumumkan putusan bahwa 2 mantan personel militer yang terlibat di kejadian ini, Esteelmer Reyes Girón dan Heriberto Valdez Asij, menerima hukuman pidana masing-masing 120 tahun dan 240 tahun atas kekerasan atas kemanusiaan berupa pemerkosaan, pembunuhan, dan perbudakan. Selain itu, Pengadilan Berisiko Tinggi Guatemala juga memberi putusan ganti rugi untuk para abuela Sepur Zarco serta komunitas desa itu.


Atas kerja kerasnya dalam membela Hak Asasi Manusia, Demecia menjadi salah satu penerima penghargaan Washington Office on Latin America Human Rights Award 2022.



Marsinah (1969 - 1993) adalah seorang buruh pabrik sekaligus aktivis yang gigih menyuarakan hak para pekerja. Aksinya dimulai saat bekerja di PT Catur Surya Putra (CPS) di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, yang memproduksi arloji. Perusahaan ini tidak segera mengabulkan amanat dari Surat Edaran Gubernur Jawa Timur untuk menaikkan upah pekerja sebanyak 20 persen.


Alhasil, Marsinah dan kawan-kawan pekerja lain menyuarakan tuntutan tentang kenaikan gaji pokok harian (dari Rp 1.700 ke Rp 2.250), cuti hamil, cuti haid, upah lembur, dan pembubaran Serikat Pekerja Seluruh Indonesia di perusahaan tersebut karena dianggap tidak mewakili suara para buruh. Aksi tersebut tidak membuahkan hasil hingga mereka mogok kerja di tanggal 3 Mei 1993. Di hari yang sama, ia juga mendatangi Departemen Tenaga Kerja Surabaya untuk mencari data tentang upah pokok regional supaya memperkuat tuntutan gerakan mereka. Unjuk rasa berlanjut dari pagi hari 4 Mei 1993 dan berhenti di 5 Mei 1993 karena 13 orang ditangkap Koramil karena dianggap provokator.


Oleh karena itu, Marsinah mendatangi Koramil untuk menanyakan keberadaan 13 orang tersebut. Naasnya, ia menghilang saat malam harinya dan baru ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa lagi di Nganjuk pada tanggal 9 Mei 1993. Untuk mengenang jasa Marsinah, ia dianugerahkan ‘Yap Thiam Tien Award 1993’.



Nelson Rolihlala Mandela (1918 - 2013) lahir di negara multikultural Afrika Selatan. Meskipun demikian, perpecahan ras terjadi saat Nelson mulai beranjak dewasa. Warga keturunan kulit putih mendapatkan perlakuan dan hak-hak yang lebih baik dari warga kulit hitam.

Pada tahun 1994, beliau bergabung dengan African National Congress (ANC), sebuah organisasi yang berjuang untuk kesetaraan hak-hak warga kulit hitam dan kulit putih. Namun, 4 tahun kemudian perpecahan semakin parah karena adanya politik apartheid yang mengharuskan warga kulit putih dan kulit hitam untuk tinggal serta beraktivitas secara terpisah. Demi memperjuangkan keadilan, Nelson Mandela membantu mendirikan dan memimpin ANC Youth League supaya kaum muda dapat menyampaikan aspirasinya. Selain itu, beliau mengelilingi Afrika Selatan supaya mendapatkan dukungan terhadap protes damainya.

‘Perlawanan’ yang Nelson Mandela lakukan membuatnya dijebloskan ke penjara beberapa kali. Kegigihannya tetap diingat hingga masyarakat negara lain menginginkan beliau bebas. Penahanan terakhirnya yang berdurasi 27 tahun berakhir sejak presiden Afrika Selatan, FW de Klerk, bertemu dengan Nelson Mandela pada tahun 1989 dan membebaskannya setahun kemudian.


Nelson Mandela masih melanjutkan aksi aktivismenya sampai mendapat Penghargaan Nobel Perdamaian di tahun 1993. Salah satu hasil kerja kerasnya adalah hak pilih untuk semua ras di Afrika Selatan. Pada Pemilu Afrika Selatan 1994, Nelson Mandela menjadi Presiden Kulit Hitam Pertama di Afrika Selatan.



Perempuan yang akrab dipanggil ‘Bu Mamiek’ (1946 - 2019) ini mulai aktif membela HAM sejak berusia 15 tahun di organisasi IPPI (Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia). Aktif dalam merekrut anggota baru dan sempat menjadi koordinator tingkat kabupaten, rumah Bu Mamiek sering dijadikan tempat pertemuan organisasi. Salah satu kegiatan organisasi tersebut adalah pemberantasan buta huruf. Beliau juga mengajarkan ilmu agama ke murid-muridnya dan pernah menjadi pelakon ketoprak untuk menyampaikan pesan emansipasi perempuan.


Pada tahun 1965, Bu Mamiek ditangkap paksa. Saat dipenjara pun, beliau tetap menyebarkan kebaikan dengan membagikan sisa makanan (yang didapat dari tentara yang dikenalnya) ke anak-anak para Gerwani yang juga ditahan. Setelah sempat bebas karena pertolongan seorang Romo, beliau mengalami tangkap paksa lagi. Pelecehan seksual, siksaan, dan tuduhan demi tuduhan dialami selama bertahun-tahun.


Ketidakadilan tersebut tidak memadamkan ketangguhannya. Bersama para tahanan lain, beliau masih melanjutkan minatnya di bidang kesenian dengan mengadakan pertunjukan (drama, ketoprak, dan wayang orang) serta menulis. Akhirnya, pada tanggal 27 September 1978, beliau bebas berkat Amnesty Internasional.



Kebebasan berpendapat adalah salah satu Hak Asasi Manusia yang seperti hak lain, tidak bisa diganggu gugat. Tawakkol Karman adalah aktivis yang lahir dan dibesarkan di keluarga yang aktif di bidang politik. Setelah lulus kuliah, Tawakkol memulai perjalanan perjuangan HAM-nya demi mewujudkan demokrasi di Yaman. Selain berkarir sebagai jurnalis, kegiatan aktivismenya juga dilakukan dalam bentuk menulis artikel, membuat film dokumenter, dan menyebarkan berita melalui SMS.


Pembatasan dan ancaman dari pemerintah Yaman tidak membatasi langkahnya. Tawakkol dan beberapa rekannya mendirikan Women Journalists Without Chains (WJWC) di tahun 2005 untuk mengadvokasi hak asasi perempuan dan warga sipil, serta kebebasan berekspresi. Dari tahun 2007 - 2010, Tawakkol sering memimpin demonstrasi untuk menuntut demokrasi dan pernah beberapa kali ditahan atas keterlibatannya.


Pada 23 Januari 2011, gerakan protes Arab Spring terjadi di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara untuk melawan rezim yang ada. Setelah memimpin protes kecil di Sana’a, Yaman, Tawakkol ditangkap. Penangkapannya memicu aksi yang lebih besar dari masyarakat dan tak lama kemudian, ia dibebaskan. Perjuangan untuk kebebasan dilanjutkan dan Tawakkol mendapat Penghargaan Nobel Perdamaian di usia 32 tahun. Tidak berhenti sampai di situ, perempuan yang dikenal dengan julukan ‘Mother of the Revolution’ ini masih melaporkan kejadian-kejadian di Yaman sebagai jurnalis.


Bagaimana SahabatKK? Semoga kisah-kisah mereka dapat memberi motivasi ke SahabatKK untuk tetap teguh membela HAM di kehidupan sehari-hari.


Sumber:

Alexander, K. L. (2020). Malala Yousafzai. National Women’s History Museum. https://www.womenshistory.org/education-resources/biographies/malala-yousafzai 

Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (2023, Februari 3). Tawakkol Karman. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/biography/Tawakkul-Karman 

Fadillah, R. (2012, Desember 22). Anis Hidayah, ibu dan pejuang pembela TKI. merdeka.com. https://www.merdeka.com/peristiwa/anis-hidayah-ibu-dan-pejuang-pembela-tki.html 

Indriawati, T. (2022, September 21). Kisah Marsinah, Aktivis Buruh yang Dibunuh pada Masa Orde Baru. KOMPAS.com. https://kompas.com/stori/read/2022/09/21/080000979/kisah-marsinah-aktivis-buruh-yang-dibunuh-pada-masa-orde-baru?page=all 

Komnas Perempuan. (n.d.). 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. https://komnasperempuan.go.id/kampanye-detail/16-hari-anti-kekerasan-terhadap-perempuan 

Komnas Perempuan. (n.d.). Penghormatan 11 Perempuan Pembela HAM di Acara Puncak Peringatan 22 Tahun Hari Lahir Komnas Perempuan (28 Oktober 2020). https://komnasperempuan.go.id/pengumuman-detail/penghormatan-11-perempuan-pembela-ham-di-acara-puncak-peringatan-22-tahun-hari-lahir-komnas-perempuan-28-oktober-2020 

Malala Fund. (n.d.). Malala’s Story. https://malala.org/malalas-story 

Marching, S. T. (2015, Agustus 13). Christina Sumarmiyati. Tribunal 1965. https://www.tribunal1965.org/christina-sumarmiyati/ 

Nailufar, N. N., & Jumaidi, S. (2023, Juli 1). Kronologi Kematian Marsinah. KOMPAS.com. https://www.kompas.com/stori/read/2023/07/01/070000279/kronologi-kematian-marsinah?page=all 

Paat, Y. P. (2015, Januari 22). Konsisten perjuangkan HAM, Anis Hidayah Raih Yap Thiam Hien Award 2014. beritasatu.com. https://www.beritasatu.com/news/242925/konsisten-perjuangkan-ham-anis-hidayah-raih-yap-thiam-hien-award-2014 

Selamat Jalan Christina ‘Mamiek’ Sumarmiyati. (2019, April 23). Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-66. https://ypkp1965.org/blog/2019/04/23/selamat-jalan-christina-mamiek-sumarmiyati/ 

Sepur Zarco: In pursuit of truth, justice, and now reparations. (2017, Oktober 22). UN Women – Americas and the Caribbean. https://lac.unwomen.org/en/noticias-y-eventos/articulos/2017/10/feature-guatemala-sepur-zarco-in-pursuit-of-truth-justice-and-now-reparations 

The Life of Nelson Mandela. (n.d.). National Geographic Kids. https://www.natgeokids.com/uk/discover/history/general-history/nelson-mandela/ 

Tim Konde.co. (2022, November 29). Tahukah kamu: 29 November adalah Hari Perempuan Pembela HAM Sedunia. Konde.co. https://www.konde.co/2022/11/tahukah-kamu-29-november-adalah-hari-perempuan-pembela-ham-sedunia-2.html/ 

Washington Office on Latin America (WOLA). (2022, Agustus 5). WOLA Human Rights Award 2022: Meet the Honorees. WOLA. https://www.wola.org/analysis/wola-human-rights-award-2022-meet-honourees/ 

Yustiana, K. (2020, Mei 8). Tawakkul Karman, Muslimah Pejuang HAM yang Raih Nobel Perdamaian. HaiBunda. https://www.haibunda.com/trending/20200507200611-93-139098/tawakkul-karman-muslimah-pejuang-ham-yang-raih-nobel-perdamaian