Awardee BESTARI Batch 1 dalam 

National Dialogue on Youth Actions Against Child Marriage and Harmful Practice’


Pada tanggal 18-19 November 2023, 13 peraih beasiswa BESTARI Batch 1 menjadi perwakilan dalam acara ‘Regional Webinar & National Dialogue on Youth Actions Against Child Marriage and Harmful Practice‘ yang diadakan oleh UNFPA Indonesia. Tidak hanya ber-13, mereka juga ditemani oleh Kak Khoirun Mumpuni selaku Project Manager Yayasan Khouw Kalbe. Intip yuk apa saja yang dilakukan teman-teman Delegasi BESTARI Batch 1 selama di Bali!


Mendapat wawasan baru dari pembicara inspiratif


Sebagai Generasi Z yang tumbuh di era kemajuan teknologi, kita bisa menggunakan platform digital untuk berbagi informasi tentang isu kesehatan reproduksi yang dianggap tabu dan praktik berbahaya yang masih terjadi di masyarakat. Para pembicara dengan latar belakang yang keren-keren membagikan ilmu serta wawasan mereka melalui sesi seminar dan workshop selama 2 hari.


Di hari pertama, ada Kak Alfrida Cherlina Ise & Kak Reza Anugrah selaku youth speakers di awal rangkaian acara ini, Upala Devi & Sylvia Wong (UNFPA Asia and the Pacific Regional Office), Masana Mulaudzi (Wikimedia Foundation), Sunil (Breakthrough Trust India), dan Kak Desy Putri Ratnasari (Founder @womensempowermentindonesia) sebagai para pembicara di hari pertama.


Keesokan harinya, peserta mendengarkan sharing dari Kak Roudhotul Jannah, Nurfadilah (BESTARI Awardee), serta workshop dari Kak Firda Ainun (@rifkaannissa_wcc), Kak Vevi Maghfiroh (@mubadallah.id), dan Kak Mariana Yunita (@perempuantimor & @tenggarantt) serta Kak Rachmat Wahidi (Wikimedia Indonesia).


Masih dalam tema Kespro, P2GP, dan perkawinan anak, Nurfadilah membagikan cerita mengenai realita perkawinan anak, dispensasi perkawinan, dan nikah siri di daerahnya, Sulawesi Selatan. 


Praktik membuat rencana konten digital


Acara ini bertujuan untuk membimbing para peserta tentang cara memanfaatkan teknologi digital untuk menyuarakan isu Kesehatan Seksual dan Reproduksi (Kespro) serta praktik-praktik berbahaya yang berhubungan dengan bidang tersebut, seperti Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP) dan perkawinan anak. 


Setelah mendengar materi dari para pembicara, para peserta diberikan kesempatan untuk membuat rencana konten tentang advokasi isu pencegahan perkawinan anak dan P2GP. Mulai dari menentukan target audience, tipe platform, visualisasi konten, hingga hasil yang diinginkan. Setelah itu, rencana konten yang sudah dibuat bersama ini dipresentasikan di depan para peserta lain dan pembicara.


Berjejaring dengan teman-teman baru


Biasanya Awardee BESTARI Batch 1 hanya bertemu secara online di kelas-kelas pengembangan kapasitas, tapi dengan mengikuti acara ini jadi bisa bertatap muka dan juga dapat berjejaring dengan teman-teman dari komunitas pemuda dari berbagai daerah di Indonesia.


Seperti Kreator Konten Kesehatan Reproduksi dari berbagai organisasi, Digital Sexuality Education Asia-Pacific, dan FGM/C Youth Facilitator.


Melalui rangkaian kegiatan ini, semoga dapat membawa dampak positif serta menyalakan semangat dalam melakukan aksi nyata untuk meningkatkan kesadaran tentang isu seputar Kespro, P2GP, dan perkawinan anak dengan menggunakan platform digital.


***


Bagaimana SahabatKK, kedengarannya seru kan? Nantikan program-program beasiswa dari Yayasan Khouw Kalbe lainnya untuk kesempatan berpartisipasi di acara-acara yang bisa memberikan kamu wawasan serta pengalaman baru. Ikuti terus sosial media dan website Yayasan Khouw Kalbe supaya kamu tidak ketinggalan info-info beasiswa mendatang serta konten inspiratif lainnya ya, SahabatKK!