Tourism and Peace: Rekonsiliasi Antar Bangsa dengan Pariwisata
27 September telah diteguhkan sebagai World Tourism Day atau Hari Pariwisata Dunia. Momentum ini jatuh pada transisi musim yang terjadi belahan bumi utara dan selatan, di mana musim liburan di utara berakhir, sedangkan di belahan bumi selatan baru dimulai. Gagasan ini lahir di Sidang Umum Ketiga Organisasi Pariwisata Dunia atau UNWTO di Torremolinos, Spanyol. Perayaan ini menjadi sebuah simbol meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pariwisata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, juga mempromosikan pertukaran budaya di seluruh dunia. Perayaan ini telah menjadi ajang penting bagi para pelaku industri pariwisata, pemerintah, dan masyarakat untuk bersama-sama mendorong pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.
Selain menyoroti pentingnya peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara, perayaan World Tourism Day juga kini memiliki misi untuk memberikan kesempatan bagi para pemangku kepentingan di industri pariwisata untuk memikirkan masa depan sektor yang sangat dinamis ini. Perayaan ini kini juga menyoroti potensi besar pariwisata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, contohnya Indonesia.
Tourism and Peace
Tahun ini, Hari Pariwisata Dunia atau World Tourism Day mengangkat tema “Tourism and Peace” atau Pariwisata dan Perdamaian. Tema ini ditentukan dengan tujuan mengeksplorasi hubungan antara pariwisata dan perdamaian, di mana perjalanan, pertukaran budaya, dan praktik pariwisata berkelanjutan dapat berperan penting dalam penyelesaian konflik, rekonsiliasi, dan promosi perdamaian di seluruh dunia. Pariwisata dapat menyatukan orang-orang antar bangsa dalam situasi yang tidak bermusuhan. Nilai perdamaian yang dibawa oleh pariwisata ini harus dieksplorasi dengan tepat.
Salah satu contoh eksplorasi pariwisata yang tepat adalah peningkatan solusi kreatif dan model bisnis baru, yang kemudian menyediakan lahan subur bagi inovasi dan kewirausahaan serta memberikan peluang unik bagi bakat muda. Dengan berinvestasi pada bakat muda, pariwisata dapat mempromosikan perdamaian dengan mendorong perubahan sosial yang dibawakan oleh kaum muda yang diharapkan dapat membawa pespektif, kreativitas, dan energi baru untuk evolusi pariwisata berkelanjutan.
World Tourism Day di Indonesia
Indonesia sendiri memiliki industri pariwisata yang terus berkembang, bahkan sempat menjadi tuan rumah untuk World Tourism Day di tahun 2022 silam. Akhir-akhir ini, Indonesia juga tengah menjadi sorotan dunia saat Youtuber IShowSpeed asal Amerika berkunjung ke Indonesia dan menampilkan budaya Indonesia di Livestream Youtubenya. Livestream tersebut bisa meraih sampai dengan 1 juta penonton. Di tayangan tersebut, Speed menunjukkan kekayaan budaya Indonesia selama dirinya pergi berkeliling ke Yogyakarta, Jakarta, dan Bali. Kekayaan budaya yang sempat Speed perlihatkan pada audiensnya yang masif ini adalah angklung, tari kecak, batik, gendang, dan masih banyak lagi.
Kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia memang patut untuk dibanggakan hingga kancah internasional, sehingga penting untuk memupuk semangat guna memperkenalkan kebudayaan Indonesia dan potensi pariwisatanya dalam diri anak muda. Harapannya, anak muda di Indonesia dapat terus melestarikan kekayaan alam dan budaya Indonesia untuk generasi ke depannya. Dengan menyadari adanya kultur yang berbeda antar suku dan mengakui bahwa kita tetaplah satu Indonesia yang kaya akan budaya, generasi muda Indonesia dapat mewujudkan nilai-nilai perdamaian yang dibawa oleh pariwisata berkelanjutan.
Sumber:
Kanya Anindita Mutiarasari. (2024, September 20). 27 September Hari Pariwisata Dunia 2024, PBB Ajak Kurangi Ketegangan. Detiknews; detikcom. https://news.detik.com/berita/d-7549599/27-september-hari-pariwisata-dunia-2024-pbb-ajak-kurangi-ketegangan
Tempo. (2024, September 22). Asal Usul Peringatan World Tourism Day 2024. Tempo; TEMPO.CO. https://travel.tempo.co/read/1919471/asal-usul-peringatan-world-tourism-day-2024