#KaryaSahabatKK: Potensi Limbah Tempurung Kelapa Muda untuk Pupuk Organik dan Kompos

oleh Vivit Nurhana, Bakti Tani 2023 Awardee asal Jawa Tengah


Seperti yang kita ketahui SahabatKK, kita manusia terus melakukan aktivitas dan dari hal tersebut akan menghasilkan sampah. Kita ambil contoh ketika berlibur ke pantai dan melihat banyak tempat kuliner menarik. Tentu kita akan mampir untuk menikmati indahnya pantai dengan hidangan yang ada. Tanpa kita sadari, makanan yang kita makan juga meninggalkan sampah yang banyak dan berbahaya setiap harinya lho. Kenapa berbahaya? Karena sampah organik yang tidak diolah menimbulkan bau dan dapat merusak keindahan pantai.

Contoh dari sampah organik di pantai yang berupa sisa makanan adalah tempurung kelapa muda, tulang ikan, dan lain-lain. Tempurung kelapa muda merupakan sampah organik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai dan tidak bisa dibakar karena kandungan air yang masih tinggi. 

Akan tetapi dari segi pertanian, tempurung kelapa muda dapat diubah menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman. Khususnya petani pasir di pesisir pantai dapat terbantu dengan penggunaan kompos hasil dari limbah di sekitar. Selain itu, tempurung kelapa juga dapat diolah menjadi kompos dan media tanam karena kalium yang tinggi. Kandungan kalium yang tinggi berfungsi untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan memperkuat serta memperbanyak biji. Serat yang ada pada tempurung kelapa muda dapat menampung air, sehingga air tidak mudah mengalami penguapan. 

Menurut Kurnianingrum (2023), selain kalium, serabut kelapa memiliki kandungan lain yang melimpah yaitu nitrogen, kalsium, magnesium, dan fosfor. Tidak hanya tempurung kelapa, serabut kelapa yang direndam dalam air dapat digunakan sebagai pupuk organik, sebagai pengganti pupuk KCL untuk tanaman. Pupuk KCL atau kalium klorida merupakan pupuk anorganik yang tinggi kalium, bertujuan untuk meningkatkan hasil panen pada tanaman. Semakin sering tanaman menerima pupuk buatan maka tanah dapat mengalami kerusakan dan mengurangi kesuburan (Umarayasa, 2019). Sampah organik lainya seperti tulang ikan, kulit buah, daun-daunan, dan lain-lain dapat ditambahkan dalam pembuatan pupuk organik dan kompos. Semakin banyak campuran, maka kandungan dan mikroorganisme pada kompos dan pupuk organik akan semakin baik. 

Dengan membuat kompos dan pupuk organik dari sampah, maka kita telah melakukan salah satu cara untuk menjaga bumi dari kerusakan akibat penumpukan sampah organik. Mari bersama olah sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Menjaga Bumi bisa dimulai dari hal kecil yang kita lakukan! 


Sumber

Kurnianingrum, I. (2023, November 30). Potensi Serabut kelapa Sebagai Pupuk Organik Kaya Sumber Kalium k. Retrieved from Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang: https://bbppbinuang.bppsdmp.pertanian.go.id/artikel/potensi-sabut-kelapa-sebagai-pupuk-organik--kaya-sumber-kalium--k-

Umarayasa, P. B. (2019, Januari 8). Memanfaatkan Sampah Daun Kering untuk Dijadikan Pupuk Kompos. Retrieved from Dinas Pertanian Buleleng: https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/memanfaatkan-sampah-daun-kering-untuk-dijadikan-pupuk-kompos-73